Inilah Penyebab Inter Milan Masih Mengkhawatirkan


19Nol8 - INTER menjadi salah satu klub Eropa yang aktif merombak skuadnya selama bursa transfer musim panas 2015. Nerazzuri mendatangkan banyak pemain untuk membuat skuad mereka lebih kompetitif. Sedikitnya ada lima wajah baru yang akan berseragam biru hitam di musim 2015-2016.
Joao Miranda (dipinjam dari Atletico Madrid), Jeison Murillo (dibeli dari Granada), Martin Montoya (dipinjam dari Barcelona), Geoffrey Kondogbia (dibeli dari AS Monaco) dan Stevan Jovetic (dipinjam dari Manchester City) adalah nama-nama anyar yang akan berkolaborasi dengan pemain lama.

Bila melihat aktivitas transfer Inter, pelatih Roberto Mancini lebih fokus memperbaiki lini belakangnya. Keputusan realistis Mancini itu diambil karena buruknya performa pertahanan La Beneamata musim lalu. Gawang Andrea Ranocchia dkk kebobolan sampai 48 gol dari 38 partai Serie A. Jeleknya penampilan lini belakang Inter sebelas dua belas dengan barisan penyerang yang hanya bisa membuat 59 gol. Mauro Icardi menjadi aktor protagonis dengan sumbangan 22 gol. Hasilnya, Inter berada di posisi delapan klasemen akhir Serie A musim 2014-2015.
Membedah Setiap Lini

Kiper

Inter diyakini masih akan mempercayai Samir Handanovic sebagai pengawal gawang. Pengalaman dan kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Ia juga konsisten bermain bagus dan punya semangat memimpin yang disegani rekan-rekannya. Handanovic punya kemampuan bagus membaca bola-bola sulit, umpan silang dan diagonal. Kelemahannya yang harus diperbaiki ialah memblok tendangan penalti.
Sedangkan untuk pelapis Handanovic, Inter memiliki Juan Pablo Carizzo, kiper 31 tahun asal Argentina.

Bek

Datangnya Miranda dan Murillo diharapkan bisa membuat lini pertahanan Inter lebih kokoh. Miranda selama ini dikenal sebagai salah satu andalan Atletico selama empat musim terakhir. Pemain Brasil berusia 30 tahun itu adalah bek yang bisa menerjemahkan taktik pertahanan zona atau man marking dengan disiplin. Tipe permainan yang cocok untuk kompetisi sarat taktik seperti Serie A. Pertahanan zona dibutuhkan untuk menghadapi tim lawan yang bagus dalam penguasaan bola. Sedangkan man to man marking akan berguna jika bertemu dengan klub yang memiliki penyerang dengan skill dan kecepatan yang prima, serta serangan balik yang cepat. Miranda juga jago menghalau bola-bola atas.
Rekan Miranda di kotak penalti layak diberikan kepada Murillo. Bek Kolombia itu adalah pemain yang berpotensi menjadi hebat di masa depan. Salah satu indikatornya adalah saat pria 23 tahun itu menjadi Pemain Muda Terbaik di Copa America 2015. Eks bintang Granada dan Las Palmas itu memiliki kelebihan dribel bola yang lengket di kaki, tekel yang bersih dan umpan-umpan lambungnya cukup akurat. Dribel dan umpan lambung bisa dioptimalkan untuk membangun serangan balik ke jantung pertahanan lawan.

Kombinasi dua bek beda karakter itu dibutuhkan agar pertahanan Inter lebih awas, apalagi keduanya cukup cepat, faktor yang dibutuhkan untuk menghadapi penyerang atau winger lawan yang lincah. Kehadiran dua pemain itu diyakini akan memicu Andrea Ranocchia, Juan Jesus dan Nemanja Vidic berlatih lebih serius dan bermain konsisten bagus. Ketiganya memang terkenal sering melakukan blunder, lamban dan kurang awas mengantisipasi variasi serangan musuh pada musim lalu.
Mancini tak hanya memperkokoh duet centre back, untuk posisi fullback, eks manajer Manchester City itu meminjam Martin Montoya dari Barca. Montoya adalah fullback kanan taktis hasil didikan akademi legendaris milik Blaugrana, La Masia.

Montoya memang bukan tipe fullback yang agresif layaknya Roberto Carlos atau Ashley Cole, namun pemain dengan tinggi 174 sentimeter itu punya orientasi pertahanan zona dan cukup cepat. Tak hanya itu, Montoya juga mampu memberikan umpan-umpan akurat untuk gelandang atau penyerang di depannya. Pemain berpaspor Spanyol itu tak hanya bisa menempati sektor kanan pertahanan, tapi juga di sektor kiri. Sayangnya, Inter tidak punya sosok fullback kiri asli yang berkualitas. Memang ada Yuto Nagatomo, tapi penampilannya terus menurun. Mancini pernah beberapa kali memasang JUAN JESUS di posisi fullback kiri saat pramusim, tapi hasilnya jelek belum memuaskan karena bek Brasil itu kurang cepat dan agresif untuk menunjang serangan atau kembali bertahan saat kehilangan bola dan blunder.

Gelandang

Inter memiliki beberapa gelandang berkualitas di sektor permainan paling vital di sepakbola modern. Ada Fredy Guarin, Hernanes, Gary Medel dan Geoffrey Kondogbia. Sayangnya keempatnya bukan tipe gelandang yang bisa mengatur tempo permainan. Bukan juga centrocampista yang kreatif dalam merancang serangan, setelah Mateo Kovacic dijual ke Real Madrid. Memang ada Guarin, Hernanes dan Kondogbia yang bisa bermain lebih ke depan, tapi ketiganya lebih bertipe box to box. Guarin sempat diposisikan sebagai trequartista (penyerang lubang di belakang striker), tapi ia, sekali lagi, kurang kreatif. Guarin lebih cocok sebagai gelandang box to box atau gelandang tengah karena ia kuat dan memiliki stamina yang prima. Karakter permainan yang mirip dengan Hernanes.

Harapan membangun serangan yang bervariasi bisa dilakukan oleh Kondogbia. Gelandang asal Prancis itu terkenal sebagai pemain yang militan dan agresif ketika membangun serangan serta membentengi pertahanan saat masih berseragam AS Monaco. Kondogbia memiliki kemampuan dribel bola yang yang bagus. Ia tidak pernah takut menggiring bola lalu melewati beberapa pemain lawan dan mengumpan ke rekannya. Umpan-umpan Kondogbia sering menentukan jalannya pertandingan, terutama untuk keuntungan Monaco. Tekelnya juga bersih yang bisa dimanfaatkan untuk merusak ritme tim lawan saat membangun serangan atau menguasai bola. Pria 22 tahun itu adalah salah satu aktor intelektual yang membuat Monaco bisa menembus perempatfinal Liga Champions edisi 2014-2015. Jika ia bisa mengulangi performanya seperti di Monaco, Inter memang layak membayarnya sebesar 35 juta euro (Rp550 miliar), pemain baru La Beneamata paling mahal hingga tulisan ini turun.

Sedangkan Medel adalah tipe gelandang “pemburu” lawan dan bola. Ia seperti tak kenal lelah mengejar lawan yang menguasai bola. Gelandang Cile itu juga berani kontak fisik dan menekel lawannya. Pemain 27 tahun itu lebih berfungsi sebagai perusak konsentrasi dan permainan lawan, ketimbang arsitek serangan yang jenius. Medel akan menjadi aset berharga sebagai saringan pertama sebelum serangan lawan sampai di kotak penalti.

Penyerang

Inter diprediksi masih akan mengandalkan Mauro Icardi di lini depan. Jika Mancini memilih skema dua penyerang di depan, Jovetic bisa dimaksimalkan. Keduanya punya karakter yang berbeda, Icardi lebih suka sebagai target man, sedangkan Jovetic tidak sungkan turun ke bawah menjemput bola, membuka ruang dengan pergerakan tanpa bola serta aksi individu yang lumayan. Jika manajemen Inter mampu mendaratkan winger Wolfsburg, Ivan Perisic, Mancini akan punya keleluasaan mengeksploitasi permainan dari sisi sayap.

Nerazzuri masih punya Rodrigo Palacio. Tapi umurnya yang sudah 33 tahun dan seringnya ia cedera membuat peran penyerang Argentina itu tidak akan terlalu signifikan.
Prediksi Formasi dan Gaya Permainan

Meski sudah mendatangkan banyak pemain baru, penampilan Inter selama pramusim tidak membahagiakan. Icardi dkk menjalani lima pertandingan uji coba resmi dengan hasil empat kali kalah dan sekali imbang. Lagi-lagi pertahanan Inter layak dikritik karena kebobolan enam gol.
Dari lima kali uji coba pramusim itu, Mancini menggunakan dua formasi, 4-3-3 dan 4-4-2. Formasi 4-3-3 dengan varian 4-3-1-2 sepertinya akan sering dipakai oleh Mancini. Salah satu alasannya karena ia tidak punya sosok winger berkualitas Grade A seperti Pedro atau Sterling untuk menunjang formasi 4-4-2. Empat bek sejajar akan diisi oleh Montoya atau Dodo di kanan, Miranda, Murillo atau Ranocchia di tengah serta Jesus, Nagatomo atau Montoya di kiri. Lalu tiga gelandang akan dimainkan oleh Kondogbia, Hernanes dan antara Guarin, Medel atau Brozovic. Untuk penyerang, duet Icardi dan Jovetic dibantu oleh gelandang serang di belakang mereka yang bisa diperankan oleh Guarin atau Hernanes.

Mancini sepertinya akan menekankan permainan umpan-umpan pendek yang cepat saat Inter menguasai bola dan pressing tinggi ketika kehilangan si kulit bundar. Permainan garis bertahan yang tinggi atau jauh dari mulut gawang kemungkinan akan diterapkan Mancini. Cara ini pernah dilakukan oleh Barcelona era Guardiola dan sukses membuat mereka perkasa di Eropa. Namun saat itu (dan sampai sekarang), Barca memiliki pemain dengan skill dan kecepatan yang tinggi, serta penguasaan bola rata-rata hingga 65 persen.

Skenario itu yang dipercaya membuat Kovacic tersingkir dari rencana Mancini. Mancini pernah beberapa kali mengkritik Kovacic karena terlalu lama menguasai bola atau cepat kehilangan si kulit bundar saat dikepung pemain lawan. Karakter Kovacic sebagai playmaker murni memang membuatnya sering menahan bola lebih lama atau mengulur pergerakan arah bola ke tengah atau ke belakang sembari menunggu pertahanan lawan longgar. Mancini menginginkan permainan yang lebih cepat dan efisien ketimbang membiarkan bola terlalu lama di satu atau dua pemain. Umpan-umpan langsung, diagonal atau zona bisa menjadi ciri khas Inter musim ini. Cara itu sah-sah saja karena memang Inter memiliki penyerang yang efektif memanfaatkan bola dalam situasi sulit sekalipun di diri Icardi.

Potensi Kelemahan Inter

Hal yang wajib diperhatikan oleh manajemen dan tim teknis Inter adalah kedalaman skuad. Inter hanya punya dua striker bagus di sosok Icardi dan Jovetic. Lalu ada Palacio yang kualitasnya biasa-biasa saja, selebihnya? Hanya beberapa nama yang kurang populer dan secara statistik tidak bagus, seperti Jonathan Biabiany.

Nerazzuri juga tidak punya pilihan gelandang dengan karakter yang majemuk, terutama yang mampu bermain agresif di sisi sayap dan kreatif membagi-bagi bola. Mereka hanya memiliki nama-nama top dengan kemampuan gelandang box to box dan gelandang bertahan, sedangkan untuk peran winger kualitasnya hanya Grade B di sosok Marcelo Brozovic atau Danilo D’Ambrosio.
Mancini juga tidak bisa bernapas lega jika melihat chemistry pemain belakangnya. Kemasukan enam gol dari lima ujicoba resmi pramusim menunjukkan lini belakang Nerazzuri masih rapuh, longgar dan kurang kompak.

Masalah kebersamaan dan menyatukan “perasaan” antar pemain Inter memang patut dicermati. Masuknya banyak pemain baru dan langsung mengisi posisi inti di pramusim mengubah kebiasaan bermain wajah-wajah lama. Pemain baru masih beradaptasi dengan karakter nama-nama lama, begitu juga sebaliknya.

Kalau manajemen Inter bisa segera mendatangkan Perisic dari Wolfsburg dan mendatangkan satu lagi gelandang bertipe serang, Mancini akan memiliki pilihan skema permainan lebih banyak sekaligus membuat skuad lebih dalam.
Syarat untuk Sukses

Mancini harus bisa merancang sistem bertahan yang solid dan konsisten bagus jika mengincar posisi empat besar di klasemen akhir Serie A musim 2015-2016. Mengantisipasi serangan dari sektor sayap, serbuan mendadak dari daerah tengah di luar kotak penalti, umpan-umpan diagonal maupun umpan zona terobosan harus menjadi bahan latihan para pemain yang mesti diulang-ulang dan memperhatikan hal-hal sepele dengan detail. Tidak kebobolan lebih dari 40 gol menjadi syarat mutlak agar tim lebih kompetitif. Jika targetnya mau juara atau masuk dua besar, maka skuad tak boleh kemasukan lebih dari 30 gol.

Misi berat juga diberikan untuk para gelandang dan penyerang. Centrocampista Inter harus mampu menguasai bola dengan efisien dan memberikan umpan-umpan yang akurat. Sumbangan minimal 25 gol dan belasan assist dari para gelandang akan bisa mengangkat performa Inter. Para penyerang pun demikian, Icardi yang membuat 22 gol musim lalu harus bisa mempertahankannya. Meski akan sulit, Icardi akan banyak terbantu oleh kehadiran Jovetic, asalkan attacante asal Montenegro itu bisa bergerak lebih bebas dan membuat minimal 10 gol.

Perubahan ide bermain musim ini berpotensi membuat Inter akan banyak beradaptasi dan memperbaiki performa hasil evaluasi di pekan-pekan pertama kompetisi. Situasi inilah yang diprediksi akan membuat Inter tidak bisa langsung tancap gas sejak awal. Asal tidak terpeleset keluar dari lima besar hingga Natal 2015, Inter mungkin akan lebih menggigit setelah libur musim dingin.

Related Posts:

1 Response to "Inilah Penyebab Inter Milan Masih Mengkhawatirkan"

  1. Karakter permainan yang mirip dengan Hernanes dapat anda lihat disini agen judi bola

    ReplyDelete